Pasar Sambilegi sudah cukup lama menemani sebagian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Sekitar 400 pedagang siap melayani para pembeli di pasar yang terletak di lokasi yang sangat strategis yakni di Jalan Solo KM 8, Maguwoharjo, Kabupaten Sleman.
Pasar Sambilegi memiliki keunikan tersendiri. Pasar ini pernah dijuluki pasar “ngepos” yang digunakan untuk “istirahat” sejenak dari perjalanan.
Barang dagangan di pasar ini cukup lengkap, dari mulai daging-dagingan, sembako, baju, buah-buahan, jajanan, makanan matang, dan lain sebagainya.
Pasar Sambilegi memiliki sarana prasarana yang cukup memadai untuk mendukung aktivitas pasar. Tempat parkir yang cukup luas sangat memudahkan para pengunjung. Pasar Sambilegi juga memiliki fasilitas-fasilitas lain seperti kamar mandi umum dan masjid yang terletak di dalam pasar.
Untuk mencapai semua itu, pasar ini sudah beberapa kali melakukan pembangunan. Pada sekitar tahun 1995-1996 mulai membangun bangunan bagian belakang pasar. Sekitar tahun 2003-2004 pasar bagian depan baru mulai dibangun dan terakhir tahun 2012 membangun tempat jual beli khusus untuk daging dan ikan. Sampai saat ini pasar memiliki 44 kios kelas I dan II, 304 los, dan 51 bango yang siap melayani pembeli dengan sebaik-baiknya.
Pasar Sambilegi memiliki paguyuban yang berperan aktif dalam mengembangkan pasar. Beberapa fasilitas di pasar seperti kipas angin dan mushola dikembangkan secara swadaya oleh paguyuban.
Sejak akhir 2013, di Pasar Sambilegi juga telah berdiri prakoperasi. Prakoperasi ini hadir setelah diskusi panjang selama pelaksanaan Sekolah Pasar.
Inisiasi dimulai dari beberapa pedagang yang sering hadir kelas Sekolah Pasar kemudian perlahan menyebar ke pedagang lain. Pra koperasi akan memberikan pinjaman yang mudah dan ringan sehingga perlahan pedagang tidak lagi terjerat rentenir. Pra koperasi di Pasar Sambilegi didirikan dan dikelola oleh pedagang Pasar Sambilegi.
Pasar Sambilegi juga berusaha untuk merawat pelanggan. Pasar ini mencoba untuk menjadikan pelanggan sebagai anggota keluarga besar Pasar Sambilegi. Berwisata bersama antara pedagang dan pelanggan menjadi salah satu cara untuk merekatkan hubungan.
Ketua Paguyuban, Bapak Harun Al Rasyid, menyampaikan bahwa landasan teologis sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan etos kerja. Kualitas usaha ditentukan juga oleh kualitas ibadah. Sepi pengunjung tidak lantas dukun bertindak. Upaya untuk meningkatkan layanan dan kualitas produk harus dikerjakan. Semangat mencari ilmu akan sebanding dengan upaya yang dilakukan. Dan hasil usaha pun meningkat seiring dengan kualitas perbaikan diri.
Sumber: Sekolah Pasar di Pasar Sambilegi, 2013