pasarsambilegi.id, Platform Belanja Online di Saat Pandemi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM meluncurkan platform belanja online pasarsambilegi.id. Platform ini merupakan program Unit Pengabdian Masyarakat Fisipol UGM untuk membantu para pedagang Pasar Sambilegi memperluas segmentasi di masa pandemi Covid-19.

Dalam soft launching pasarsambilegi.id dilakukan diskusi daring bertajuk Kesiapan Pedagang Pasar Rakyat Menghadapi Era Digital, pada Selasa (14/7). Didukung Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (Pustek) UGM dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman, diskusi menghadirkan pembicara Kepala Disperindag Kabupaten Sleman, Dra. Rr. Mae Rusmi Suryaningsih, MT, Ketua DPW Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Wilayah DIY, GKR Mangkubumi, perwakilan Paguyuban Pasar Sambilegi, Naimatul Wardiah, S.Ag dan Dr. Hempri Suyatna, S.Sos.,M.Si selaku wakil dari Tim Pengabdian kepada Masyarakat Fisipol UGM.

Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto, Dekan Fisipol UGM, menyambut baik launching platform dan diksusi pasarsambilegi.id terkait kesiapan para pedagang pasar rakyat menghadapi era digital. Menurutnya, pasar tradisional menjadi salah satu tempat yang terdampak akibat Covid-19.

“Pasar, para pemainnya adalah para pedagang kecil dan sebagian besar adalah ibu-ibu, dan kita ketahui memiliki literasi yang terbatas di dalam bidang digital. Oleh karena itu, tim pengabdian masyarakat Fisipol UGM memilih pendekatan yang sangat tepat setelah melakukan asesmen, kemudian keluar dengan gagasan bagaimana membantu para pedagang kecil di pasar Sambilegi bisa keluar dari dampak Covid-19 secepat mungkin,” ucapnya.

Erwan mengatakan pengabdian masyarakat yang dilakukan Fisipol UGM bersama Pusat Studi Kerakyatan UGM dipicu oleh pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih berlangsung. Pandemi Covid-19 telah banyak merubah kehidupan terutama terkait kesehatan dan menghendaki cara hidup baru agar terhindar dari transmisi atau penularan.

“Terutama ketika kita masuk era yang disebut New Normal atau Kenormalan baru dan masyarakat mulai beraktivitas. Gagasan pasarsambilegi.id sangat baik, teknologinya sangat mudah, gampang untuk digunakan oleh semua lapisan masyarakat. Mudah-mudahan dengan diluncurkannya platform digital untuk pasar rakyat terutama pasar Sambilegi bisa membantu masyarakat sekaligus bisa direplikasi di pasar-pasar yang lain tidak hanya di Sleman,” sebutnya.

GKR Mangkubumi selaku Ketua DPW Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Wilayah DIY mengatakan banyak pekerjaan rumah terkait bagaimana secara bersama menata pasar. Sebab, image terhadap pasar tradisional selama ini semakin ramai pasar berarti semakin baik, semakin banyak yang berkerumun berarti semakin bagus pasar.

“Di era pandemi tiba-tiba harus sepi, harus mengikuti protokol kesehatan, Nampak-nampaknya sepertinya kita dipaksa, dipaksa untuk memikirkan kembali permasalahan-permasalahan kesehatan,” katanya.

GKR Mangkubumi merasa bersyukur banyak pasar telah direnovasi dan direhab dengan penataan yang lebih baik. Meskipun tidak sedikit masih ada pasar dengan image pasar kumuh, kotor, pengap dan sebagainya.

Oleh karena itu, di masa pandemi Covid-19 banyak pihak secara bersama perlu menata kembali bagaimana idealnya pasar yang baik. Utamanya persoalan pasar terkait masalah kebersihan.

“Dulu pada tahun 2007 kami membentuk APPSI ini dimulai dari kebersihan diri. Kalau saya ke pasar tanya ke pedagang, bapak ibu sudah mandi belum? Pakai lipstik, sudah senyum agar para pembeli juga seneng. Packaging juga penting, hal-hal seperti itu juga perlu diperhatikan. Juga harus pakai sarung tangan, memang sebetulnya harus begitu agar makanan atau barang yang diambil bersih,” katanya.

GKR Mangkubumi pun menyambut baik hadirnya platform belanja online di pasar-pasar terlebih di masa pandemi Covid-19 ini. Menurutnya, hingga dua tahun kedepan masih sangat diperlukan belanja online di pasar-pasar. Platform belanja online di pasar-pasar ini untuk membantu atau mendukung para pedagang agar dagangan mereka tetap berjalan.

GKR Mangkubumi sangat berharap UGM dan dinas-dinas terkait memperjuangkan pasar-pasar di DIY mendapatkan predikat pasar bersertifikasi SNI. Sebab, sertifikasi ini berkaitan dengan penataan, kebersihan dan fasilitas untuk pengunjung berkebutuhan khusus dan lain-lain.

“Di DIY, pasar Imogiri menjadi pasar yang sudah di approve SNI. Pasar Imogiri memperjuangkan itu 3-4 tahun, dan hasilnya SNI-nya 100 persen bisa menjadi contoh untuk penataan. Di Indonesia ini ada 11 pasar, tapi yang SNI dengan nilai 100 persen hanya pasar Imogiri,” tuturnya.

Dra. Rr. Mae Rusmi Suryaningsih, M.T, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman, menyatakan selama masa pandemi Covid-19, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman berupaya menggerakkan roda perekonomian khususnya perdagangan dengan memanfaatkan seluruh peluang dan kemampuan yang ada, dari yang konvensional hingga yang berinovasi. Tidak hanya di pasar-pasar modern dan retail, tetapi merambah juga ke pasar tradisional.

Salah satu upaya eksistensi di pasar rakyat adalah dengan menginisiasi penjualan online melalui WhatsApp, yaitu kepada admin-admin yang dibentuk di 24 pasar. Hal ini sesungguhnya sebelum Maret 2020 telah dilakukan, hanya saja saat pandemi covid-19 semakin gencar dilakukan.

“Kita kenalkan teknologi informasi, salah satunya penjualan secara online dan yang paling sederhana melalui WhatsApp. Sampai saat ini data yang sudah masuk dari 24 pasar, penjualannya sudah menembus 700 juta rupiah. Jadi, bisa dibayangkan memang ada manfaatnya penjualan online,” ucapnya.

Untuk itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman pun merasa beruntung mendapat tambahan amunisi berupa fasilitas platform pasarsambilegi.id. Diharapkan platform baru ini akan semakin meningkatkan penjualan secara online di pasar-pasar Kabupaten Sleman.

Meski begitu, katanya, ada banyak hal yang harus dipersiapkan untuk penjualan secara online di pasar-pasar tradisional. Menurutnya, para pedagang di pasar harus tetap mendapat perhatian dan pendampingan.

“Karena jika sudah merambah online jangan sampai terjadi sold out-sold out, pengiriman lambat, barang yang dikirim tidak bagus dan sebagainya. Hal ini yang nanti secara bersama kita dampingi agar yang online nanti bisa membanggakan bagi semua pihak dan akan menjadi inovasi bagi bangkitnya perekonomian khususnya di pasar rakyat Kabupaten Sleman,” ungkapnya.

Perwakilan dari Paguyuban Pasar Sambilegi, Naimatul Wardiah, S.Ag., mengungkapkan di masa pandemi Covid-19 para pedagang pasar Sambilegi menghadapi banyak kendala. Diantaranya sepinya jumlah pengunjung pasar, semakin banyak warung dan restoran yang tutup, aktivitas sekolah dan perkantoran yang diberhentikan sementara.

Belum lagi para pedagang harus bersaing dengan menjamurnya toko modern. Untuk itu, Paguyuban Pasar Sambilegi pun kemudian menyambut baik adanya situs pasarsambilegi.id.

“Ini tentunya sangat membantu dalam mempertahankan penjualan dan beradaptasi dengan kondisi terkini,” katanya.

Tim Pengabdian kepada Masyarakat Fisipol UGM, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos.,M.Si., mengatakan pasar sebagai sumber penghidupan ekonomi masih terus eksis di masa pandemi. Meski mengalami penurunan, pasar tetap bisa sebagai penopang masyarakat menghadapi pandemi.

Data BPS tahun 2019 menunjukan pasar tradisional memang memainkan peranan ekonomi sangat penting. Data menyebut ada 88,52 persen merupakan pasar tradisional, kemudian 7,06 persen toko modern dan pusat perbelanjaan hanya 4,42 persen.

Untuk itu, katanya, penting mendorong arah kebijakan lebih pro untuk kepentingan-kepentingan pasar, sebab jumlah pedagang mencapai lebih dari 12 juta. Hal tersebut menunjukkan potensi yang luar biasa dan bisa menjadi wadah sosio ekonomi penghidupan untuk masyarakat.

Dalam konteks pandemi Covid-19 pasar memang sebagai tempat kerumunan dan sangat rentan untuk penularan. Meski hanya 10 persen kasus Covid-19 dari pasar, tetapi tetap harus diwaspadai.

Data IKAPPI 6 Juli 2020 memperlihatkan ada 833 kasus di pasar tradisional, meninggal 35 orang dan tertinggi ada di DKI dengan 217 kasus positif di 37 pasar. Hal inilah yang kemudian menjadikan orang takut belanja ke pasar.

Di Yogjakarta kasus Covid-19 berasal dari penularan di pasar masih sedikit. Tercatat 2 kasus terakhir di Pasar Sungapan Sedayu Bantul dan 1 dari pasar Sorobayan, Sanden, Bantul, dan kasus pemasok ikan dari Semarang ke pasar Kranggan.

“Artinya penting untuk kedepan, tidak tahu kapan virus berakhir bagaimana kemudian mendorong ide-ide digitalisasi pasar menjadi bagian penting pasar, dalam artian kosep pasarsambilegi.id yang dibuat tidak semata-mata kemudian menggantikan transaksi jual beli di pasar karena bagaimanapun pasar menjadi kekuatan tawar menawar dan menjadi kekuatan yang menarik. Paling tidak dengan adanya pasarsabilegi.id, bisa memperluas segmentasi khususnya untuk kalangan-kalangan milenial,” ucap Hempri.

Sumber: pasarsambilegi.id, Platform Belanja Online di Saat Pandemi

Share this post

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on whatsapp
Share on telegram