Pasar Tradisional dan Ritel Modern

Belakangan ini marak sekali pembangunan pasar dan retail modern di kota-kota besar. Pembangunan mal, pasar, dan retail modern seakan tidak terbatas. Hal ini merupakan efek kebijakan pemerintah tentang terbukanya pasar global di negara ini sehingga para investor asing bebas masuk untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Sayangnya hal ini tidak dibatasi sehingga kepemilikan modal asing di Indonesia sangat mendominasi. Bahkan ada beberapa perusahaan yang kepemilikannya sampai 100 persen oleh investor asing.

Hal ini menimbulkan pro dan kontra terutama di kalangan ekonomi menengah ke bawah seperti pelaku pasar tradisional. Mereka merasa pangsa pasar mereka berkurang karena menjamurnya pasar dan retail modern tersebut.

Fakta ini dibuktikan dengan survei yang pernah dilakukan di pasar tradisional di Propinsi DIY. Terbukti, omzet pedagang pasar tradisional turun sampai 25,5 persen. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa pasar modern tidak hanya menjual barang-barang kebutuhan namun juga kenyamanan tempat berbelanja. Ini kontras dengan pasar tradisional kita yang kurang tertata dan kurang nyaman untuk berbelanja. Terlebih lagi pasar modern menawarkan jam buka operasional lebih panjang dibanding dengan pasar tradisional.

Sekarang ini pasar dan ritel modern telah menguasai 31 persen pasar ritel dengan omset satu ritel modern mencapai Rp 2,5 triliun/tahun, kontras bila kita bandingkan dengan ritel dan pasar tradisional yang hanya mampu meraup omset sebesar Rp 9,1 juta/tahun. Sebuah fakta miris yang terjadi di negara ini.

Tanpa kita sadari pasar tradisional juga mampu menawarkan harga lebih rendah dengan kualitas sama dengan pasar modern. Namun tetap saja masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar modern dengan berbagai alasan. Hal ini cukup menggelitik dan seharusnya menjadi perhatian pemerintah maupun masyarakat kita. Perlu tindakan lebih lanjut untuk mencegah memudarnya keinginan masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional.

Memang kita harus akui juga jika pembangunan sarana dan prasarana di pasar telah dilakukan. Namun hal itu saja tidak cukup. Para pelaku pasar tradisional tidak hanya membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, namun mereka juga membutuhkan pengembangan sumber daya manusia itu sendiri. Sumber daya manusia merupakan faktor utama berjalannya sebuah pasar. Tanpa sumber daya manusia yang bagus, sebuah pasar tidak akan bisa berkembang.

Ada keterikatan di antara pelaku pasar itu sendiri, pedagang, pembeli, dan pengelola pasar. Di sini, peran pemerintah sangat dibutuhkan. Seharusnya pemerintah lebih peduli dengan nasib pelaku pasar tersebut, terutama pedagang. Akan lebih baik bila pemerintah memberikan pelatihan, pendidikan, atau semacamnya untuk para pedagang ini agar mereka mampu mengembangkan usahanya sehingga mampu mempertahankan eksistensi pasar tradisional di tengah gempuran pasar modern saat ini.

Kesadaran kita untuk berbelanja di pasar tradisional sangat dibutuhkan untuk membantu perekonomian menengah ke bawah ini. Seharusnya, kesadaran untuk berbelanja di pasar tradisional sudah kita tanamkan sejak dini. Hal ini merupakan wujud kepedulian dan dukungan kita terhadap pasar tradisional yang terancam punah.
Akan lebih baik lagi bila kita tanamkan hal ini kepada anak-anak sekolah terutama remaja yang lebih suka berbelanja di mall atau pasar modern dibanding pasar tradisional. Apalagi mereka telah menjadikan hal tersebut sebagai bagian dari gaya hidup mereka saat ini.

Jika hal ini dibiarkan, maka bukan hal yang tidak mungkin akan semakin banyak pedagang pasar tradisional yang gulung tikar. Akibatnya, akan banyak juga pasar tradisional yang akan tutup karena tidak adanya lagi pelaku pasar tradisional di negara ini.

Menginjak tahun 2012 ini, akan semakin banyak masalah yang dihadapi Indonesia, terutama di bidang perekonomian. Makin banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan pemerintah dalam rangka mempertahankan ekonomi kita karena ekonomi adalah salah satu nyawa sebuah negara.

Mungkin kita bisa mulai dari hal kecil. Dengan kepedulian kita terhadap pasar tradisional berarti kita telah membantu mempertahankan perekonomian negara kita.

Hal besar selalu diawali dari sesuatu yang kecil. Mungkin seorang individu tak akan mengubah apapun, namun jika masing-masing individu tersebut berbuat hal yang sama dengan individu-individu yang lain, suatu perubahan yang baik akan terwujud.

Mari kita bersama memajukan pasar tradisional untuk kehidupan negara Indonesia yang lebih baik.

Ellya Kumalasari, Relawan Sekolah Pasar
Sumber: Sekolah Pasar, 2013

Share this post

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on whatsapp
Share on telegram