Mubyarto Institute Bantu Desa Condong Catur Kembangkan Platform Digital ‘Pasarkolombo.id’

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Kegiatan jual-beli secara daring atau online saat ini menjadi aktivitas transaksi yang masif di Indonesia.

Di tengah pandemi COVID-19 saat ini, sistem jual-beli online bukannya surut malah semakin meningkat volumenya.

Larangan untuk berkerumun dan imbauan untuk tidak mengunjungi tempat tempat yang berisiko tinggi menyebarkan virus Corona, membuat masyarakat menggunakan berbagai cara baik aplikasi maupun situs web untuk mendapatkan kebutuhan mereka.

Pasar tradisional yang selama ini menjalankan pola bisnisnya secara konvensional pun mulai mencoba untuk mengikuti perkembangan zaman.

Mereka mulai merambah sistem yang terdigitalisasi dan terhubung melalui jaringan internet.

Sebutlah contohnya seperti pembayaran retribusi pasar secara online yang telah dikembangkan di pasar tradisional di berbagai daerah.

Ada juga kegiatan pemasaran secara online yang dilakukan oleh pedagang pasar tradisional melalui berbagai kanal yang tersedia baik media sosial maupun marketplace yang sudah banyak dikenal.

Sayangnya, pemasaran secara online ini dilakukan oleh masing-masing individu pedagang pasar tradisional, tidak secara langsung berikatan dengan pasar tradisional tempat mereka menyambung hidup sebelum jual beli secara online marak dilakukan.

Dampaknya adalah terciptanya jarak antara pedagang yang masih buta akan perkembangan teknologi, dalam hal ini jual-beli secara online, dengan pedagang yang sudah melakukan kegiatan jual-beli secara online.

Jarak tersebut dapat terlihat dari perbedaan volume penjualan pedagang yang sudah melek teknologi dengan mereka yang menjual barangnya hanya secara luring.

Berpijak dari keadaan ini, Pemerintah Desa Condong Catur membuat skema jual-beli secara online dengan dibantu oleh Mubyarto Institute (Mubins) dan Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada (PSEK UGM).

Skema jual-beli secara daring ini dilakukan di pasar desa yang dimiliki Desa Condong Catur, yaitu Pasar Kolombo.

Pemerintah Desa Condong Catur tidak hanya memandang Pasar Kolombo sebagai sumber pendapatan desa saja namun juga sebagai simpul perekonomian masyarakat desa Condong Catur.

Tidak sedikit masyarakat yang berbelanja bahan mentah di pasar ini untuk diolah lagi dan dijual kembali di lingkungannya masing masing.

Oleh karena itu, dibuatlah platform dalam jaringan bernama ‘pasarkolombo.id’.

Platform atau situs ini sudah bisa diakses dan dipergunakan oleh masyarakat semenjak rilis ini dipublikasikan.

Mubins bersama dengan PSEK UGM sendiri sudah sekian lama berkecimpung dalam pendampingan dan pemberdayaan pedagang pasar tradisional.

Salah satu kegiatan pemberdayaan yang mereka lakukan dikenal dengan nama Sekolah Pasar Rakyat.

Pada pembuatan platform situs bernama pasarkolombo.id ini pun Mubins menurunkan relawan Sekolah Pasar Rakyat tersebut untuk menggerakkan pedagang agar mau menjual barang dagangannya melalui pasarkolombo.id.

Situs pasarkolombo.id ini diharapkan memberi kemudahan bagi pelaku usaha yang berada di Pasar Kolombo untuk menjajakan barang dagangan mereka secara daring.

Dengan kehadiran situs ini, pedagang di Pasar Kolombo memiliki tambahan cara untuk menjajakan dagangan mereka kepada masyarakat secara lebih masif dan tanpa terikat jam buka tutupnya pasar.

Manfaat lain dari situs ini adalah masyarakat juga dapat melihat dan memesan barang apa saja yang tersedia di Pasar Kolombo tanpa harus secara langsung pergi ke pasar, atau menunggu pasar dibuka setiap pagi hari dan tutup pada sore harinya. (*)

Sumber: Mubyarto Institute Bantu Desa Condong Catur Kembangkan Platform Digital ‘Pasarkolombo.id’

Share this post

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on pinterest
Share on whatsapp
Share on telegram