TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO – Puluhan pedagang di pasar Grabag kecamatan Grabag kabupaten Purworejo mengikuti kegiatan Sekolah Pasar yang diadakan oleh Universitas Gajah Mada (UGM). Selain itu mereka juga mendapatkan dana rehabilitasi untuk mengubah pasar tradisional menjadi pasar modern.
Mulai September lalu, para pedagang di pasar ini mendapatkan pendidikan gratis untuk mengelola manajemen keuangan mereka. Selain itu mereka juga diajari membuat display dagangan untuk menarik pembeli. Setelah berlangsung selama sekitar tiga bulan, Kamis (13/12/2012) merupakan hari terakhir para pedagang mendapatkan pembinaan dari UGM yang didukung dana dari Kementrian Perdagangan dan Perindustrian serta dana stimulan dari UGM.
“Secara resmi hari ini, kami mengakhiri tugas kami untuk menjadi pendamping para pedagang di Pasar Grabag ini. Mudah-mudahan apa yang kami berikan kepada mereka bisa berjalan dengan baik dan tentunya akan bisa meningkatkan penjualan mereka,” jelas seorang pendamping dari UGM, Ayu Adidah.
Ayu menjelaskan, selain Pasar Grabag, pihaknya juga melakukan pendampingan di Pasar Cokro Kabupaten Klaten dan Pasar Kranggan di Yogyakarta. Pembekalan yang diberikan diberikan selama tiga bulan yang dilaksanakan satu kali seminggu. Pelaksanaan pendampingan itu dibagi dalam istilah kelas dan klinik.
“Untuk kelas, para pedagang mendapatkan berbagai teori manajemen pengelolaan keuangan dan sebagainya di minggu pertama dan ketiga,” jelasnya. Sedangkan klinik dilaksanakan di minggu kedua dan keempat. Untuk klinik ini pedagang dibantu untuk memajang barang dagangan mereka secara menarik.
“Secara umum tingkat partisipasi pedagang amat tinggi. Meskipun awalnya diikuti 5 pedagang, tapi di masa akhir pendampingan kami, terdapat lebih dari 30 pedagang yang ikut,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pasar Grabag Sukarman mengaku senang adanya Sekolah Pasar tersebut. Setelah mendapatkan pendampingan, kini keberadaan pasar jauh lebih tertib dan rapi. “Para pedagang biasanya menempatkan dagangannya seadanya. Setelah mendapatkan pelatihan mereka menjadi lebih tertib. Mereka bisa membuat tempat dagangannya lebih enak dipandang,” ujarnya.(*)