Pertemuan keempat Sekolah Pasar di Pasar Burung Kabupaten Trenggalek dilaksanakan pada Kamis, 3 November 2016. Tema pada pertemuan ini adalah kelembagaan koperasi. Koperasi Jatayu Abadi Sejahtera (koperasi di Pasar Burung) diajak untuk studi lapang dan berdiskusi bersama pengurus koperasi di Pasar Klithikan Pakuncen Yogyakarta.
Acara dimulai dengan sambutan dari Bapak Suryadi selaku Lurah Pasar Klithikan Pakuncen; Pak Yudi dari Dinas Pendapatan Daerah Trenggalek; Pak Wuwun dari Koperasi Jatayu Abadi Sejahtera Pasar Burung; dan Pak Istianto Ari Wibowo dari Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM
Acara selanjutnya diserahkan kepada pembicara pertama yaitu Pak Anto dari pengurus Koperasi di Pasar Klithikan Pakuncen. Pak Anto memaparkan bahwa Pasar Klithikan Pakuncen memiliki sebuah keunikan dibandingkan dengan pasar lainnya. Dimana Pasar Klithikan memiliki jam operasional dari jam 08.00 – 23.00 WIB meskipun buka dari pagi namun Pasar Klithikan dikenal sebagai pasar malam dimana pengunjung ramai saat malam.
Pasar Klithikan sendiri diresmikan oleh Menteri Koperasi yaitu Surya Dharma Ali pada 11 September 2007. Pasar Klitikan sendiri adalah pasar relokasi pedagang kaki lima dari lima titik lokasi yang ada di Yogyakarta.
Menurut Pak Anto dalam mengelola koperasi/pasar tidak bisa dikelola secara instan karena meskipun hasilnya telihat lebih cepat namun biasanya akan menimbulkan masalah dikemudian hari. Pak Anto memberikan contoh seperti kita membeli makanan fast food/junk food meskipun dapat segera dinikmati namun resiko terkena penyakit berbahaya semakin besar dimasa mendatang.
Pasar Klithikan sudah memiliki koperasi yang mana pembentukan koperasi pada tahun 2009. Pada saat awal pembentukan koperasi pengelolaan koperasi dilakukan secara gotong royong sesama anggota koperasi yang paling penting yaitu niatnya untuk memajukan pasar dan yang terpenting bagaimana caranya memajukan para pedagang pasar.
Pada awalnya semua pengurus koperasi juga tidak begitu tahun koperasi itu seperti apa, pengelolaannya bagaimana tetapi mereka berpikir yang jelas pengelolaan koperasi tidak begitu jauh dengan mengelola dagangan mereka. Meskipun begitu mereka tetap sabar dan tidak malu dan mau untuk belajar mengelola koperasi.
Pada delapan bulan pertama koperasi didirikan tidak ada kegiatan apa-apa akan tetapi setelah itu mulai dilakukan kegiatan simpan pinjam nilai awal memang tidak terlalu banyak yaitu 2 juta per pinjaman namun sekarang koperasi sudah sangat berkembang dan memiliki total aset senilai 3 milyar.
Pasar Burung Trenggalek sebenarnya memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan koperasi meskipun masih memiliki berbagai masalah di awal pendiriannya.
Pengurus dan pengawas koperasi harus memiliki komunikasi yang baik dan harus ada pertemuan khusus atau pertemuan rutin untuk pelaporan kondisi koperasi. Selain itu koperasi juga harus aktif untuk meminta bantuan dan juga dampingan dalam mengelola koperasi dari dinas koperasi.
Pemateri kedua yaitu Mas Erwin dari Sekolah Pasar. Erwin dalam memberikan materi lebih banyak mengamini apa yang dibicarakan oleh Pak Anto seperti koperasi harus memiliki anggota yang banyak terlebih dahulu sehingga fungsi koperasi bisa berjalan. Selain itu Erwin juga mengatakan bahwa koperasi itu sejatinya tidak hanya digunakan untuk simpan pinjam saja namun bisa untuk usaha lainnya. Koperasi seharusnya lebih fleksibel sesuai dengan kebutuhan anggota koperasi.
Sumber: Sekolah Pasar di Pasar Burung, 2016