Ramai, penuh, sesak. Mulai dari buah-buahan, sayuran, bumbu dapur sampai jajanan pasar ada di sana. Ya, itulah gambaran singkat untuk pasar tua ini, Pasar Gede. Pasar tradisional ini terletak tidak jauh dari Makam Raja-Raja Mataram yang ada di Kotagede, Yogyakarta. Pasar Gede atau oleh warga sekitar biasa disebut Sargede merupakan pasar tradisional yang dibangun pada masa Panembahan Senopati. Pasar di Kotagede ini sudah ada sebelum Pasar Beringharjo didirikan. Arsitektur dan tata ruang pasar masih sederhana.
Hal yang menarik ketika kita berada di sekitar pasar ini, kita akan merasa dibawa pada masa ratusan tahun silam saat Kotagede masih menjadi ibukota Kerajaan Mataram Islam (cikal bakal Keraton Yogyakarta). Bangunan di sekitar pasar yang tak lain terdiri dari rumah-rumah warga pun tak jauh beda dengan Pasar Gede sendiri. Arsitekturnya yang masih kuno dan sederhana justru menjadi pesona tersendiri di kompleks ini. Ditambah lagi tak sedikit ibu-ibu pedagang yang menggunakan sepeda lawas dengan sebutan model kumbang menjadi alat transportasinya. Biasanya mereka sambil membawa barang dagangan yang ditaruh di sisi kanan dan kiri keranjang yang memang sengaja dipasang pada bagian belakang sepeda. Pemandangan semacam ini membuat Pasar Gede seakan tetap berada pada masa lampau di tengah kehidupan yang telah modern.
Selain itu, karena letaknya yang tidak jauh dari makam Kotagede -salah satu tempat kunjungan para wisatawan- membuat Pasar Gede menjadi tempat strategis. Saat pengunjung merasa lapar dan lelah setelah berkeliling makam, mereka bisa melepas penat sambil menikmati jajanan pasar dan santapan kuliner lainnya yang tersaji di Pasar Gede. Pasar ini selalu sesak oleh para pembeli dan penjual. Kabarnya, pasar ini akan bertambah ramai pada saat kalender Jawa menunjukkan pasaran/hari Legi. Oleh karena itu, oleh sebagian besar warga Kotagede, pasar ini lebih dikenal dengan nama Pasar Legi.
Semua hal yang telah dijelaskan di atas membuat Pasar Gede memiliki daya tarik tersendiri. Bila pemerintah bisa menangkap sinyal positif ini, Pasar Gede bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian di Kotagede sendiri. Tata ruang pasar perlu diperhatikan tanpa menghilangkan ke-khas-an bangunannya serta mengetengahkan kebersihan pasar. Tentu ini akan memberi kesan higienis, aman dan nyaman bagi setiap pengunjung. Sejatinya, Pasar Gede tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah Kotagede sendiri. Kotagede kini menjadi tempat wisata dengan ciri khusus bangunan di sekitarnya yang masih banyak bergaya kuno. Itu artinya pengembangan Pasar Gede juga bagian dari pengembangan wisata di daerah ini.
Hal yang lebih penting lagi adalah mengawasi pertumbuhan pasar modern seperti swalayan, supermarket, mal, dan sebagainya yang kini kian menjamur di Indonesia. Jangan sampai keberadaan pasar modern ini mematikan perekonomian pedagang kecil yang telah lama berjualan di Pasar Gede. Dari segi modal, pedagang di pasar tradisional tentu kalah bersaing dengan pengusaha pasar modern. Bila pasar modern berdiri di sekitar Pasar Gede dikhawatirkan pasar tradisional ini akan menjadi sepi. Sebagian besar mata pencaharian penduduk juga akan hilang, dan pada akhirnya akan lenyap bersama waktu serta bernasib sama dengan sebagian bangunan keraton di tempat ini yang telah tiada.
Maka dalam hal ini, peran pemerintah sangat diharapkan guna melindungi eksistensi pasar tradisional. Proteksi itu bisa diberikan melalui regulasi yang jelas dan menguntungkan bagi pedagang di Pasar Gede. Tentu peran partisipatif pedagang secara khusus dan masyarakat secara umum turut pula diharapkan dalam membangun kawasan wisata ini. apalah artinya pemerintah mencanangkan program seabrek, beragam kebijakan dibuat bila masyarakatnya sendiri tak merespon dengan baik.
Bila optimalisasi Pasar Gede telah dilakukan kita akan semakin dimanjakan dengan suasana di kawasan ini. Pasar tua nan bersahaja ini akan semakin membuat kita merasa betah berada di sekitarnya. Menyantap jajanan pasar sambil menikmati pemandangan bangunan tua dengan nuansa kuno yang masih kental memberi pengalaman tersendiri bagi siapa pun. Pasar Tua ini akan tetap ada bila mampu menyesuaikan diri di tengah kehidupan modern yang cepat mengalami perubahan. Sesungguhnya siapa yang mampu beradaptasi, dialah yang akan bertahan.
Irene Tantri, Relawan Sekolah Pasar
Sumber: Sekolah Pasar, 2013